GEGAP GEMPITA PERAYAAN HARI GURU YANG MENGHARU BIRU DI SMK NEGERI 1 KALIPUCANG

Hari Guru adalah hari untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru, dan diperingati pada tanggal yang berbeda di setiap negara, tergantung dari sejarah atau peristiwa yang melatarbelakanginya. Hari guru mewakili sebuah kepedulian dan apresiasi terhadap guru yang memiliki peran vital dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dan membangun generasi.
Di Indonesia, hari guru diperingati setiap tanggal 25 November. Sedangkan di dunia, hari guru diperingati setiap tanggal 5 Oktober sejak tahun 1994. Tujuan diperingatinya hari guru adalah untuk memberikan dukungan kepada para guru di seluruh dunia dan meyakinkan mereka bahwa keberlangsungan generasi di masa depan ditentukan oleh guru.
Berbeda dengan di negara lain, di Indonesia Hari Guru Nasional bukan merupakan hari libur. Biasanya sekolah merayakannya dengan upacara. Perayaan pengabdian dan jasa para guru ini diperingati bersamaan dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI. PGRI sendiri terbentuk pada 25 November 1945 oleh Rh. Koesnan, Djajeng Soegianto, Amin Singgih, Soetono, Soemidi Adisasmito, Ali Marsaban, dan Abdullah Noerbambang. Oleh karenanya, SMK Negeri 1 Kalipucang bersama dengan SMK Negeri 1 Padaherang sebagai sekolah induk ikut merayakan hari guru dengan melaksanakan upacara. Namun, tidak seperti biasanya, kali ini petugas upacara merupakan pendidik dan tenaga kependidikan dari kedua sekolah tersebut.
Upacara berlangsung khidmat. Lautan biru, putih abu-abu memenuhi seluruh lapang upacara. Setiap petugas melaksanakan tugasnya dengan profesional dan bertanggung jawab, peserta berbaris rapi, dan semua peserta didik mengenakan seragam lengkap sesuai aturan. Begitu pun dengan Bapa/Ibu guru, semuanya mengenakan seragam korpri dengan topi yang sesuai.
Di akhir upacara, semua staf pendidik dan tenaga kependidikan mendapat kejutan dari seluruh peserta didik, dengan dihadiahi setangkai bunga, yang kemudian berhasil mengubah suasana seketika menjadi haru biru. Tentu, hal tersebut terasa istimewa. Bukan tentang bunganya, namun lebih kepada perasaan bangga ketika melihat peserta didik begitu tulus menyampaikan simpati dan empati, terlebih jika nanti peserta didik berhasil dan berprestasi di bidangnya masing-masing dan berguna bagi bangsa dan negara.

Sejarah Hari Guru sendiri diawali dengan lahirnya PGRI pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Semula, PGRI bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.  Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Dengan diiringi pekik “merdeka” yang bertalu-talu, dan di bawah desingan mesiu pengeboman studio RRI Surakarta oleh tentara Inggris, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :

  1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
  2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
  3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Semoga, dengan perayaan Hari Guru pada setiap tahunnya, menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang besar, yang senantiasa mau belajar demi terciptanya kecerdasan bangsa dan ketertiban dunia. Aamiin.

 (Created by Riska Rosita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *